Minggu, 21 April 2013

Kartini, Inspirasi yang Tak Pernah Mati


Sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden RI No 108 Tahun 1964 oleh Presiden Soekarno pada tanggal 2 Mei 1964, maka ditetapkanlah hari lahir Raden Ajeng Kartini tanggal 21 April sebagai hari besar nasional yang sering dikenal dengan Hari Kartini. Hal ini mengingat begitu besar peranan seorang R.A Kartini dalam memperjuangkan kaumnya, agar terlepas dari kekerasan, pelecehan seksual, dan ketidaksetaraan gender. Sehingga hasil dari perjuangan dan pengorbanan beliau yang sering dikenal dengan emansipasi ini bisa dinikmati oleh perempuan-perempuan Indonesia pada saat ini.

R.A Kartini merupakan seorang pahlawan wanita pertama yang mensejajarkan derajat perempuan dengan kaum pria. Ia merupakan anak perempuan tertua dari 11 bersaudara yang berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan jawa, puteri dari Raden Mas Sosroningrat, Bupati Jepara. Karena berasal dari keluarga bangsawan, R.A Kartini berkesempatan untuk mengeyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School), sebuah sekolah milik Belanda yang diperuntukkan bagi kalangan priyayi atau bangsawan. Berkat pendidikan yang diterimanya, sosok Kartini mampu menguasai beberapa bahasa, termasuk Bahasa Belanda yang menjadi jembatan komunikasinya dengan teman-teman korespondensinya di Belanda dalam hal bertukar ide dan pemikiran. Dari sinilah, timbul niat Kartini untuk memajukan perempuan-perempuan pribumi, tidak hanya dalam hal kesetaraan gender, tapi juga dalam memperoleh kebebasan, otonomi, persamaan hukum serta masalah sosial lainnya. Salah satunya adalah dengan didirikannya sekolah wanita pertama di kompleks kantor bupati Kabupaten Rembang.

Ada beberapa pemikiran R.A Kartini yang begitu menarik sehingga beliau menjadi salah satu Pahlawan Nasional, antara lain adalah R.A Kartini menentang diskriminasi terhadap perempuan, bahwa perempuan hanya boleh beraktifitas di dapur. Beliau juga memperjuangkan kaum perempuan sebagai manusia yang juga mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki, yakni untuk mengenyam pendidikan. R.A Kartini juga melakukan penolakan terhadap poligami, walaupun beliau sendiri merupakan salah satu korban poligami yang berawal dari adat dan suruhan orang tuanya, tetapi Kartini tidak ingin perempuan-perempuan lain menjadi korban poligami selanjutnya seperti dirinya. R.A Kartini merupakan perempuan cerdas, pandai dan memiliki pemikiran liberal tentang hak-hak individu. Perempuan yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk merubah nasib kaumnya, dari keterjajahan menjadi pribadi yang merdeka.

Melalui pemikiran, pengorbanan, serta perjuangan Kartini yang melahirkan emansipasi yaitu persamaan hak di berbagai aspek kehidupan (ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan), kini perempuan-perempuan Indonesia bisa merasakan hasilnya. Buktinya, perempuan Indonesia saat ini sudah bisa menunjukkan eksistensinya di berbagai bidang kehidupan, perempuan Indonesia sudah bisa mengeksplorasi diri sehingga mampu menjadi sosok yang berpengaruh positif pada suatu organisasi, menempati posisi strategis bahkan posisi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada suatu perusahaan, serta mendapatkan kesuksesan dalam karier dibalik peran rangkapnya sebagai ibu bagi anak-anaknya dan istri bagi suaminya. Namun disisi lain, tak sedikit pula wanita-wanita Indonesia yang masih harus berjuang menjadi tulang punggung keluarga demi kelangsungan hidup diri dan keluarganya, tak sedikit perempuan Indonesia yang menjadi pahlawan devisa bagi negara demi masa depannya, dan tak sedikit pula mereka-mereka yang masih harus berjuang untuk hidup tersebut mendapatkan perlakuan kasar bahkan pelecehan dari sekitarnya.

Sekarang ini, sudah saatnya kita merefleksikan Hari Kartini sebagai penghormatan kepada pahlawan emansipasi tersebut dengan memanfaatkan yang telah diperjuangkan oleh beliau, baik itu aktif pada bidang pendidikan, ekonomi, social, budaya, dan politik, serta aktif berperan dalam mewujudkan kemajuan kaum perempuan itu sendiri pada khususnya serta bangsa dan negara ini pada umumnya, namun harus tetap menjaga posisi, kodrat dan kehormatan sebagai seorang wanita, sebagai makhluk yang santun, berhati lembut, dan tempat berpulang bagi anak, suami, saudara, serta rekan-rekannya.

Hari Kartini ada sebagai penghormatan atas wujud perjuangan kaum perempuan, simbol persamaan gender, emansipasi wanita. Kartini ada sebagai pahlawan, bukan hanya dengan tindakan kekerasan, tapi tetap radikal, demi memperjuangkan kebenaran yang dipercayainya. Semoga dengan refleksi dan inspirasi dari Hari Kartini ini, menjadikan Kartini-Kartini Indonesia saat ini lebih bersemangat, mandiri, serta lebih optimis dalam menyongsong kehidupan ke depannya..

Selamat Hari Kartini... Selamat Berjuang Kartini-Kartini Indonesia.....

Selasa, 16 April 2013

Be The Useful One


Ilmu pengetahuan itu luas, tak berbatas. Ia bisa ditemukan kapan saja, dimana saja, dan dari sumber apa saja. Ia tak hanya dimiliki oleh orang-orang yang mengenyam dunia pendidikan, tapi juga dimiliki oleh seluruh umat manusia di dunia yang dianugerahi otak dan pikiran meskipun dari berbagai latar belakang kehidupan, karena ilmu pengetahuan itu universal. Ia bisa didapat melalui buku bacaan dan dunia pendidikan, ia bisa diperoleh dari sebuah perjalanan, ia bisa dihasilkan dari pengalaman, dan ia bisa terbentuk dari interaksi sosial di masyarakat.

Namun pertanyaan nya, bagaimanakah bentuk ilmu yang bermanfaat itu?? Apakah semua ilmu yang kita gali, yang kita dapat, dan kita kejar sampai saat ini sudah masuk kategori ilmu yang bermanfaat?? Karena sebanyak apapun ilmu dan pengetahuan yang kita miliki, jika ia tak berarti apa gunanya?? Seluas apapun ilmu dan pengetahuan yang kita punya, jika ia hanya tersimpan rapi di pikiran, apa fungsinya??

Ya.. Ilmu itu akan bermanfaat jika kita share ke orang lain. Ia akan berguna jika kita aplikasikan ke tengah masyarakat. Dan ia akan terus membekas jika dialirkan pada sekitar kita.

Bukankah ilmu itu akan terus bertambah, jika ia kita bagikan??

Bukankah ilmu yang bermanfaat akan jadi tabungan kita untuk akhirat kelak??

Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim “Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal, yaitu doa anak sholeh, amal jariah, dan ilmu yang bermanfaat”. Dari hadist ini jelaslah bahwa ilmu yang bermanfaat memiliki keutamaan yang luar biasa bagi yang memiliki dan mengajarkannya terus menerus kepada masyarakat sekitarnya. Lalu pertanyaannya, apakah sampai detik ini kita telah membagi manfaat tersebut untuk orang-orang di sekitar kita?? Apakah sampai detik ini kita sudah punya arti untuk orang-orang di sekeliling kita?? “khairunnas anfa'uhum linnas" - Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.

Kita hidup di dunia ini tidak semata untuk mengejar cita-cita, impian, dan titik tolak keberhasilan saja bukan? Kita hidup di dunia ini bukan hanya untuk menggapai dan mengejar segala keinginan saja bukan? Karena ketika semua impian, cita-cita, mimpi, dan keinginan sudah kita peroleh, semua itu belumlah menjadi suatu keberhasilan yang sempurna tanpa kita memiliki arti dan manfaat untuk orang lain. Apa gunanya semua keberhasilan tersebut jika orang-orang di sekitar kita tak bisa merasakan manfaat dari apa yang telah kita punya. Apa gunanya semua kesuksesan itu kalau hanya diri sendiri saja yang bisa menikmatinya. Karenanya, marii berbagi manfaat untuk orang-orang di sekeliling kita, marii menjadi seseorang yang berarti bagi keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar :) Karena pada hakikatnya kita tidak akan pernah tau sampai kapan Allah ta’ala memberi kita batas waktu menjejaki bumi ini dan kita tak akan pernah tau sampai kapan Allah SWT memberi kita kesempatan untuk menebar benih-benih kebaikan dan manfaat di dunia, maka mulai detik ini, marii kita pasang niat, marii kita tanam keinginan untuk bisa berbagi manfaat dan menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar kita..

Semoga di sepanjang usia yang Allah SWT anugerahkan kepada kita ini, sudah ada sedikit manfaat yang telah kita beri untuk orang lain . Semoga di sisa usia yang masih Allah titipkan kita bisa menjadi seseorang yang lebih berarti dan bermanfaat lagi untuk orang lain. Karna sungguh, tidak ada artinya hidup kita di dunia ini kalau kita sendiri tidak memiliki arti apa-apa bagi orang lain. Dan Semoga lewat manfaat yang kita beri tersebut menjadi pemberat timbangan amal kita di akhirat kelak, menjadi ladang pahala bagi kita meskipun raga dan jasad sudah tak ada lagi di bumi. Amiin Ya Rabbal ‘alamin