Rabu, 06 November 2013

Manajemen Hati


“Seluruh air di samudera lautan tidak bisa menenggelamkan sebuah perahu kecil, jika airnya tidak masuk ke dalam perahu tersebut. Maka, seluruh kesedihan, kegundahan, beban hidup di dunia ini tidak akan bisa menenggelamkan hati kita, kecuali kita sendiri yang membiarkannya masuk ke dalam hati kita.” (-Tere Liye)

Yaaa, Hati. Salah satu anugerah yang Allah SWT titipkan pada makhluk yang bernama manusia, pabriknya perasaan, baik itu rasa senang, sedih, bahagia, dan kecewa . Di dalamnya tak lupa Allah ta’ala menyelipkan ruang atau sekat-sekat tempatnya aturan, norma, dan budaya malu harusnya diletakkan.

Yaaa, Hati. Salah satu bagian yang cukup berpengaruh dalam perjalanan keseharian manusia. Bak robot yang digerakkan oleh sebuah chip untuk bisa bergerak dan berkegiatan, manusia pun terkadang sering pula digerakkan oleh chip hati nya. Tak sedikit orang-orang di luar sana, terkadang saya sendiri merasakan, bahwa suasana hati bisa mempengaruhi bahkan bisa mengubah hari-hari seseorang. Yang tadinya periang, bahagia bukan kepalang, ketawa hahahahihihi, bisa berubah 360 derajat jika suasana hatinya sedang tidak baik, pun sebaliknya, yang tadinya galau resah risau, ketika didatangi sebuah berita baik, kejadian baik, atau mungkin hanya ilusi baik yang ia ciptakan sendiri, bahagia nya bukan main, sampai-sampai lupa makan, lupa tidur, bahkan lupa waktu pula. Manusiawi memang hal-hal tersebut di atas, namun jika kita tidak pandai dan tidak mampu dalam mengendalikan hati, mengendalikan perasaan, bisa-bisa kita lah yang dikendalikan oleh perasaan tersebut. Padahal sewajarnya kita manusia lah yang harus mengendalikannya.

Bicara soal hati, bicara soal perasaan pula tentunya. Yaa perasaan, bagian paling sensitif yang paling mampu menggoyahkan benteng manajemen hati seseorang. “Karena perasaan itu tumbuh tak terkendali, sekalinya tumbuh, maka tunas-tunas perasaanmu tak bisa kamu pangkas lagi. Semakin kamu potong, dia tumbuh dua kali lipatnya. Semakin kamu injak, helai daunnya semakin banyak.” Begitulah perumpamaan dahsyatnya kekuatan perasaan yang dicontohkan oleh mas Tere Liye.

Dan jika benteng manajemen hatimu sudah terlanjur goyah bahkan hampir runtuh, ayoo bangun kembali. Susun benteng manajemen hati yang lebih kuat dan kokoh dari yang sebelumnya, Putus kan semua rantai penggoyah itu dengan kesibukan-kesibukan fisik yang bermanfaat, Singkirkan semua yang tidak perlu, jagan membebani hatimu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat.

Itulah salah satu pentingnya manajemen hati. Yang jika kamu tidak mampu mengendalikannya, siap-siap saja menjadi korban dari hebatnya serangan perasaan tersebut :D
Namun semua itu tergantung diri kamu, mau dibawa oleh arus perasaan atau mau mengendalikan arus perasaan tersebut, its your choice :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar